Rabu, 21 Maret 2012


Selasa, 20 Maret 2012

Kekhawatiran SBY, Pasek Sebut Untuk Meneguhkan Nilai-Nilai Demokrasi

“Presiden tidak perlu takut dengan isu itu. Kalau isu itu benar, semua instrumen negara seperti BIN (Badan Intelijen Negara), TNI, dan Polri pasti akan melindungi kepala negaranya. Semua instrumen itu ada di tangan Presiden sehingga tidak mungkin niat atau ancaman itu bisa terwujud,”kata Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Demokrat Optimistis Foke-Nara Menang

KETUA DPP Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika optimistis pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) akan memenangi Pilkada DKI Jakarta pada Juli 2012 mendatang. Pasangan sipil-militer ini merupakan kombinasi yang tepat untuk membangun Jakarta.

"Nachrowi Ramli, dia punya disiplin milier yang bagus. Dia punya kedisiplinan yang bagus, Jakarta butuh disiplin. Sedangkan Foke dia kan birokrat, jadi disiplin dibangun dengan birorkrasi yang bagus. Jadinya produktif-lah," ungkap Pasek di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/03).

Minggu, 18 Maret 2012

Gede Pasek Suardika: Penggerebekan Teroris di Bali 5 Orang Tewas

Gede Pasek Suardika: Penggerebekan Teroris di Bali 5 Orang Tewas: Kabid Humas Polda Bali Kombes Polisi Haiadi menyatakan, Minggu (18/3/2012) malam ini, aparat kepolisian melakukan penggerebekan di dua ...

Penggerebekan Teroris di Bali 5 Orang Tewas


Kabid Humas Polda Bali Kombes Polisi Haiadi menyatakan, Minggu (18/3/2012) malam ini, aparat kepolisian melakukan penggerebekan di dua lokasi di Bali. Masing-masing di Jalan Danau Poso, Sanur dan di Jalan Gunung Soputan, Denpasar.
"Ada 5 orang yang tewas tertembak," ujarnya di TKP di Jalan Danau Poso, Sanur. Masing-masing, 3 orang tewas di Sanur dan 2 orang di Denpasar.

3 Teroris Diduga Ditembak Mati di Bali

Denpasar, Diduga tiga orang teroris ditembak mati di kawasan Jl Danau Poso, Sanur, Denpasar. TKP sudah ditutup dengan police line. Brimob menjaga ketat lokasi penembakan.

Diduga teroris ditembak mati di sebuah bungalow di Jl danau poso no 99 X pukul 21.15 wita, Minggu (18/3/2011).

Sabtu, 17 Maret 2012

Demokrat Tantang KPK, Punya Nyali Enggak??

Ketua DPP Partai Demokrat (PD), Gede Pasek Suardika mengatakan, saat ini mayoritas kader dan simpatisan PD merindukan adanya perlakuan yang adil dalam penanganan kasus
Gede Pasek Suardika
korupsi, baik dari media, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan para pengamat serta pihak-pihak lainnya.

2 Orang Tewas Tertimpa Bangunan di Bali

DENPASAR- Hujan disertai angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Bali, menyebabkan pohon tumbang dan sejumlah bangunan runtuh. Akibatnya dua orang warga tewas setelah tertimpa bangunan yang runtuh.
Dua korban tewas asal Kabupaten Gianyar masing-,masing  I Ketut Nada asal Pakuwudan dan I Ketut Sumarna (55) asal kecamatan Sukawati. "Kedua korban meninggal tertimpa bangunan bale gong (tempat penyimpanan gamelan gong) yang ambruk di Pura Air Jeruk Sukawati," kata Koordimator Jaga UPTD Pusdalops BPBD Bali, Junifan dihubungi okezone, Minggu dinihari (18/3/2012).

Demokrat Desak KPK Segera Periksa Aziz Syamsuddin


Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika menyatakan partainya berharap Komisi Pemberantasan Korupsi segera mengungkap korupsi pembangunan Adhyaksa Center. "Pertanyaannya, punya nyali enggak?" ujar Gede Pasek di gedung DPR, Kamis, 14 Maret 2012.
Menurut Pasek, mayoritas kader dan simpatisan Demokrat merindukan perlakuan adil dalam penanganan kasus korupsi. Tidak hanya dari KPK, tetapi juga dari media dan pengamat. Terhadap KPK, Demokrat meminta segera dilakukan pengusutan dan pengumuman tersangka baru.
"Kami merindukan gaya cengengesan Ketua KPK Abraham Samad saat mengumumkan berinisial Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus suap Wisma Atlet untuk kembali sambil cengengesanmengumumkan AS lainnya sebagai tersangka Adhyaksa Center," ujar dia.
Pasek melanjutkan, dilihat dari nilainya, proyek yang diduga dilakukan Aziz lebih besar dibandingkan dengan proyek Wisma Atlet SEA Games, Palembang. Bahkan, korupsi di Kejaksaan ini diduga melibatkan pimpinan Komisi Hukum. "Kurang apa lagi," kata Pasek.
Nama Aziz Syamsuddin tercantum dalam catatan keuangan Permai Grup. Dalam catatan perusahaan milik tersangka kasus korupsi Wisma Atlet, M. Nazaruddin, Aziz disebut dua kali menerima aliran dana.
Pertama, dibukukan dengan keterangan "All Aziz", dengan rincian US$ 250 ribu (Rp 2,3 miliar) untuk anggota Komisi Hukum DPR dan US$ 50 ribu (Rp 467 juta) sebagai jatah Aziz. Pengeluaran kedua, tertulis keterangan AS, Alwy, dan Olly, sebesar US$ 500 ribu (Rp 4,6 miliar).
Seorang mantan karyawan Grup Permai mengungkapkan Nazar mendapat bantuan politikus Partai Golkar itu untuk meloloskan pembahasan anggaran di Komisi Hukum, mitra kerja Kejaksaan Agung. Jasa Aziz diperlukan untuk melobi agar proyek tak dimentahkan Badan Anggaran.
Sumber : TEMPO.CO (IRA GUSLINA SUFA)

Rumah Aspirasi, Bangun Komunikasi


Saat institusi DPR hingga DPD masih ‘ribut’ dengan rencana rumah aspirasi, namun tidak bagi anggota DPR daerah pemilihan (Dapil) Bali dan Fraksi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika. Bahkan, rumah aspirasi itu sudah ada sejak setahun dirinya menduduki kursi DPR. “Saya baru di DPR periode ini (2009-2014). Rumah aspirasi itu sejak Oktober 2010. Itu yang meresmikan Pak Anas Urbaningrum langsung,”ujar Pasek saat ditemui di ruangannya di gedung DPR, Jakarta, Senin (12/3).
Banyaknya aktivitas yang dilakukannya dengan konstituen. Menurutnya, adanya rumah aspirasi ini sangat membantu komunikasi yang dilakukan antara dirinya dengan konstituen.  “Banyak konstituen yang datang. Apakah meminta bantuan atau sekedar diskusi . mahasiswa juga sering kesana untuk diskusi masalah politik,”terangnya.
Tidak jarang, lanjut Ketua DPP Demokrat bidang Olahraga ini, konstituen meminta bantuan. Termasuk untuk masalah hukum. Hanya saja, Pasek mengaku kalau dirinya tidak member bantuan berupa pengacara tetapi melakukan mediasi dan penyelesaian dengan jalur damai.
“Kita advokasi, banyak masalah seperti soal tanah adat. Kita fokusnya jalur damai,”kata Pasek. Rumah aspirasi yang ada, merupakan bangunan dengan dua lantai. Dijaga oleh dua orang staf yang dipekerjakan. Banyak aktivitas yang sering dilakukan oleh konstituen di tempat tersebut. “Pernah didatangi ratusan orang yang berdemo sampai tidak cukup buat didalam. Waktu itu lagi maraknya Panja Mafia Pemilu,”ceritanya.
Anggota Komisi II DPR ini mengatakan letak rumah aspirasi miliknya, sangat strategis bagi konstituen, terletak di tengah-tengah pusat kota, di antara kantor DPRD dan kantor gubernur. “Kadang mereka datang ke rumah aspirasi. Bahkan kadang ke rumah pribadi. Biasanya begitu, tidak harus ada acara formal,”katanya.
Untuk menampung aspirasi konstituen yang begitu besar dan luas seperti di Bali, Pasek mengaku juga kewalahan. Untuk itu, jika ada aspirasi, masyarakat langsung datang ke rumah aspirasi itu. “Kalau saya lagi di Jakarta, nanti secretariat di rumah aspirasi itu yang ngirim ke sini(DPR). Nanti akan disesuaikan,”katanya.
Menurutnya, rumah aspirasi sangat penting bagi anggota DPR. Sebab, dengan begitu akan ketahuan kinerja seorang anggota DPR. “Nanti akan ketahuan mana anggota yang bekerja dan yang tidak,”katanya.
Walau harus diakuinya, dengan adanya rumah aspirasi itu, biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar. “Itu konsekuensi politik yang harus dikeluarkan,”katanya.
Selain rumah aspirasi, Pasek mengaku juga sudah punya ambulance dan mobil pickup gratis untuk konstituen. Ambulance merupakan janji kampanye dia untuk maju menjadi anggota DPR. Sebab, banyak keluhan konstituen yang tidak bisa menggunakan ambulance apakah karena mahal maupun dalam posisi mendadak. “Kalau pickup biasanya mereka gunakan kalau ada acara adat. Gratis, Cuma mereka yang menyiapkan bensinnya,”imbuhnya.
RUMAH ASPIRASI DPR RI PASEK SUARDIKA :
Alamat: Rumah Aspirasi DPR RI SAHABAT GPS
Jl Ciung Wanara I No. 36 Niti Mandala Denpasar (80235)
Telp: 0361-229056: Website: www.paseksuardika.com
(*)

Demokrat Rindu Keadilan Penanganan Kasus Korupsi



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika mengatakan sejumlah kader partainya kini sangat merindukan lagi adanya keadilan dalam penanganan kasus korupsi, baik dari media, KPK dan para pengamat serta pihak-pihak lainnya.   
"Kami merindukan keadilan dalam perlakuan di media, di KPK dan di para pengamat, tentunya juga merindukan penegakan etika di DPR agar mereka yang bermasalah tidak berada di komisi III apalagi menjadi pimpinannya," kata Pasek Suardika dalam pesan singkat yang diterima Tribunnews.com. 
Pasek mengatakan dirinya juga merindukan media-media milik politisi kapitalis memuat berita dari pagi sampai malam soal kasus korupsi Adhyaksa Center layaknya perlakuan kepada Angelina Sondakh dalam kasus Wisma Atlet.
"Untuk itu semua  syarat terpenuhi, seperti terkait Nazar, nilai proyeknya 2,5 kali lipat dari Wisma Atlet, yang diduga terlibat pimpinan komisi, dan yang heboh adalah yang tugasnya menegakkan hukum kurang apa lagi," kata Pasek.
Dalam sebuah sindirannya, Pasek juga menyinggung gaya kepemimpinan Abraham Samad di KPK, terutama ketika menetapkan seorang tersangka korupsi sembari tertawa.
"Kami merindukan kembali gaya cengengesan(tertawa) ketua KPK Abraham Samad saat mengumumkan berinisial AS sebagai tersangka kasus suap Wisma Atlet untuk kembali sambil cengengesan mengumumkan AS lainnya sebagai tersangka Adhyaksa Center. Pertanyaannya punya nyali enggak?" kata Pasek.
Tidak hanya itu, anggota komisi II DPR RI ini juga berharap daya kritis para ahli, pengamat yang begitu garang bicara soal suap wisma atlet sampai beberapa ada yang sering over dosis itu berani juga bicara lantang dalam menyoroti kasus Adhyaksa Centre tersebut.

Bangun Rumah Aspirasi, Pasek Advokasi Tanah Adat



"Saya baru di DPR periode ini (2009-2014). Rumah aspirasi itu sejak Oktober 2010. Itu yang meresmikan Pak Anas Urbaningrum langsung," ujar Pasek saat ditemui di ruangannya di gedung DPR, Jakarta, Senin (12/3/2012).

Banyak aktivitas yang dilakukannya dengan konstituen. Menurutnya, adanya rumah aspirasi ini sangat membantu komunikasi yang dilakukan antara dirinya dengan konstituen.

Pasek Tidak Sembarang Bicara


Ketua Divisi Pemuda dan Olahraga DPP Demokrat I Gede Pasek Suardika langsung menyerang balik Nazaruddin atas tudingan yang dilontarkanya mengenai kecipratan proyek APBN senilai Rp 120 miliar di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (12/3).
Pasek balik menuding Nazar memakai jurus babi hutan : asal seruduk sana, seruduk sini. "Itu jurus Nazar seperti babi hutan yang terluka, kemudian seruduk sana, seruduk sini. Jawabannya gampang, saya bukan pengusaha dan tidak pernah urus proyek, tender dan sejenisnya," tegas Pasek yang juga anggota Fraksi Demokrat DPR dari Dapil Bali. 

Gede Pasek Bantah Tudingan Nazaruddin


Menurut Ketua DPP Demokrat tersebut, Nazaruddin lagi panik sehingga menyerangnya yang konsisten menjaga Partai Demokrat.

"Pak Nazar lagi panik karena saya konsisten jaga partai. Pak Nazar nggak dekat kenal dengan saya. Semua orang yang jaga Partai Demokrat diserang sama dia. Aku sarankan kepada Nazar, serahkan aset kepada negara. Gedung dan bangunan. Istrinya suruh balik ke Indonesia. Jangan begini," tuturnya.

Nazaruddin tak hanya menuding Pasek menerima uang Rp120 miliar dari Angelina Sondakh tapi juga mengatakan uang tersebut kemudian akan digunakan untuk pengerjaan proyek berkaitan dengan bidang olahraga yang dilakukan Komisi X DPR RI.

Nazar pun kembali menuding Gede terlibat dalam pembagian sejumah uang guna pemenangan Anas Urbaningrum dalam Konggres Partai Demokrat di Bandung Mei 2010 lalu. Menurutnya, Ketua DPP Partai Demokrat itu bertanggung jawab untuk mengkoordinasi sejumlah DPC kawasan Bali untuk memenangkan Anas. (*/OL-10)

Gede Pasek: Nazar Pakai Jurus Babi Hutan Seruduk Sana Sini


Detik.Com, Jakarta Gede Pasek, Ketua DPP Partai Demokrat (PD) tidak terima dituding Nazaruddin main proyek APBN Rp 120 miliar. Pasek balik menuding, Nazar memakai jurus babi hutan. Asal seruduk sana sini.

"Itu jurus Nazar seperti ibarat babi hutan yang terluka kemudian seruduk sana, seruduk sini. Jawabannya gampang, saya bukan pengusaha dan tidak pernah urus proyek, tender dan sejenisnya," kata Pasek saat dikonfirmasi.

Pasek tidak sembarang bicara. Dia mempersilakan agar melakukan pengecekan ke Kemenkum, untuk mengetahui apakah ada nama perusahaan atas nama dirinya.

"Atau jabatan Direktur atau apa saja, dari dulu sampai sekarang. Atau cek saja di PPATK ada nggak aliran dana nggak usah sampai Rp 120 miliar, cukup Rp 10 miliar saja atau Rp 5 miliar atau Rp 2,5 miliar saja. Saya ini basisnya dari seorang wartawan terus menjadi Advokat murni. Kalau keluarga saya punya usaha tapi kerajinan hand made tenun dari tahun 1968 sampai sekarang. Jauh sekali dari proyek-proyek, apalagi sampai Rp 120 miliar," terangnya.

Pasek pun tidak gentar dengan ancaman Nazaruddin yang akan menyerahkan proyek terkait dirinya ke KPK. Dia mengaku malah senang dengan langkah Nazaruddin itu.

"Dalam ajaran moral saya di Bali, fitnah itu disebut Raja Pisuna dan dosanya sangat besar. Semoga saja Nazar yang mencoba memfitnah saya disadarkan, kalau tidak ya biasanya hukum. Karmanya adalah kesengsaraan yang akan dialaminya," tuturnya.

Dituduh Sebar Duit di Kongres PD, Pasek: Nazar Ngawur!


Menurut Pasek, Nazar kerap melontarkan tuduhan tanpa menyertai bukti kuat. "Tanya saja siapa dan berapa uang itu diberikan kepada saya dan di mana?" pungkasnya.

Tuduhan demi tuduhan yang dilancarkan Nazar, kata Pasek, merupakan upaya Nazar untuk membangun opini negatif di publik yang menyudutkan elite Demokrat.

50 Persen Pasal RUU Pemilu Diganti


JAKARTA, Poin Krusial Harus Diselesaikan Lobi Tingkat Tinggi Kemungkinan voting untuk ambil sejumlah keputusan krusial, akan dilakukan karena itu sesuai tata tertib (tatib). Wakil Ketua Panja RUU Pemilu di DPR, Gede Pasek Suardika, menyatakan saat ini proses pembahasan RUU Pemilu masih berada di tim perumus (timus). Menurutnya, timus sudah melakukan pekerjaan yang tergolong cepat karena sudah melakukan pembahasan.