BEM IHDN
Gelar Seminar Nasional
Santun
Berpolitik Implementasi Spirit Pancasila
Usai resmi
dilantik, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Hindu Darma Negeri (IHDN)
Denpasar periode 2012-2013 menggelar kegiatan perdana yang dikemas dalam sebuah
seminar nasional, Kamis (10/5). Seminar nasional kerja sama dengan Dirjen Kesbangpol Kementrian
Dalam Negeri RI tersebut mengambil tema “Santun Berpolitik Implementasi Spirit
Pancasila” menghadirkan pembicara para pakar perpolitikan, seperti Direktur
LKSD Bali Dr. Ir. I Wayan Jondra, M. Si dan anggota DPR-RI I Gede Pasek
Suardika, S.H.,M.H.
“seminar
nasional kali ini sengaja memilih topic tentang politik karena kita melihat
saat ini dinamika kehidupan politik di Indonesia sepertinya mengalami pasang
surut, terlebih generasi muda seakan-akan ada kesan apatis terhadap kehidupan
politik,” ungkap Pembantu Rektor III IHDN Denpasar Ida Bagus Gede Candrawan,
M.Si.
Dikatakannya,
secara teori sebenarnya kehidupan politik tidak seperti apa yang dibayangkan orang
selama ini, di mana politik dianggap akan membuat orang kebingungan dan
sebagainya. “Kami mencoba memeberikan pemahaman dan pendidikan pada generasi
muda khususnya seperti apa politik itu sebenarnya,”katanya.
Meski IHDN
merupakan salah satu lembaga pendidikan bernuansa agama, diakui Candrawan IHDN
tidak pernah alergi terhadap hal-hal berbau politik, karena dalam agama Hindu
politik itu ada. “Kita coba mengkombinasikan hal itu yakni bagaimana politik
dari sisi agama dan politik dalam realita kehidupan bernegara. Karena dalam
agama Hindu ada konsep Dharma Negara dan
Dharma Agama, yang diharapkan bisa seiring dan sejalan,” tegasnya.
Terkait
tentang santun berpolitik sesuai dengan tema yang diangkat, anggota DPR-RI I
Gede Pasek Suardika mengatakan, posisi dunia perpolotikan kali ini tengah
mengalami pancaroba, sehingga belum ada modul bentul yang ideal yang diinginkan
oleh masyarakat dan politisi. “Tetapi yang paling pokok yang bisa diambil dari
ranah budaya kita adalah santun, santun berpolitik menjadi sebuah kebutuhan
untuk berinteraksi antar partai antarpolitisi antar masyarakat dengan
pemerintah begitu juga sebaliknya. Saya kira itu kuncinya. Jadi tema yang
diangkat ini sepertinya sederhana tetapi inilah spiritnya,”ujarnya.
Dijelaskan,
sekarang ini banyak orang berpolotik dengan kekerasan. Misalnya kalah pilkada
akhirnya membakar kantor bupati, rebut dan sebagainya. Sehingga ada kesan
politik itu seperti peperangan, padahal sebenarnya politik itu adalah sebuah
kompetisi yang membutuhkan sportivitas, salah satunya santun. “Tidak sulit
untuk mencapai politik santun, karena tren saat ini makin santun orang
berpolitik maka rakyat akan makin simpati. Ini yang harus diperkuat sehingga
mereka berlomba-lomba melakukan kesantunan politik dan system politik dengan preman
serta lainnya akan mulai ditinggalkan,”ujarnya. (*st).
0 komentar:
Posting Komentar