Kamis, 31 Mei 2012

BEM IHDN Gelar Seminar Nasional


BEM IHDN Gelar Seminar Nasional
Santun Berpolitik Implementasi Spirit Pancasila


Usai resmi dilantik, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Hindu Darma Negeri (IHDN) Denpasar periode 2012-2013 menggelar kegiatan perdana yang dikemas dalam sebuah seminar nasional, Kamis (10/5). Seminar nasional kerja sama dengan Dirjen Kesbangpol Kementrian Dalam Negeri RI tersebut mengambil tema “Santun Berpolitik Implementasi Spirit Pancasila” menghadirkan pembicara para pakar perpolitikan, seperti Direktur LKSD Bali Dr. Ir. I Wayan Jondra, M. Si dan anggota DPR-RI I Gede Pasek Suardika, S.H.,M.H.

“seminar nasional kali ini sengaja memilih topic tentang politik karena kita melihat saat ini dinamika kehidupan politik di Indonesia sepertinya mengalami pasang surut, terlebih generasi muda seakan-akan ada kesan apatis terhadap kehidupan politik,” ungkap Pembantu Rektor III IHDN Denpasar Ida Bagus Gede Candrawan, M.Si.
Dikatakannya, secara teori sebenarnya kehidupan politik tidak seperti apa yang dibayangkan orang selama ini, di mana politik dianggap akan membuat orang kebingungan dan sebagainya. “Kami mencoba memeberikan pemahaman dan pendidikan pada generasi muda khususnya seperti apa politik itu sebenarnya,”katanya.
Meski IHDN merupakan salah satu lembaga pendidikan bernuansa agama, diakui Candrawan IHDN tidak pernah alergi terhadap hal-hal berbau politik, karena dalam agama Hindu politik itu ada. “Kita coba mengkombinasikan hal itu yakni bagaimana politik dari sisi agama dan politik dalam realita kehidupan bernegara. Karena dalam agama Hindu ada konsep Dharma Negara dan Dharma Agama, yang diharapkan bisa seiring dan sejalan,” tegasnya.
Terkait tentang santun berpolitik sesuai dengan tema yang diangkat, anggota DPR-RI I Gede Pasek Suardika mengatakan, posisi dunia perpolotikan kali ini tengah mengalami pancaroba, sehingga belum ada modul bentul yang ideal yang diinginkan oleh masyarakat dan politisi. “Tetapi yang paling pokok yang bisa diambil dari ranah budaya kita adalah santun, santun berpolitik menjadi sebuah kebutuhan untuk berinteraksi antar partai antarpolitisi antar masyarakat dengan pemerintah begitu juga sebaliknya. Saya kira itu kuncinya. Jadi tema yang diangkat ini sepertinya sederhana tetapi inilah spiritnya,”ujarnya.
Dijelaskan, sekarang ini banyak orang berpolotik dengan kekerasan. Misalnya kalah pilkada akhirnya membakar kantor bupati, rebut dan sebagainya. Sehingga ada kesan politik itu seperti peperangan, padahal sebenarnya politik itu adalah sebuah kompetisi yang membutuhkan sportivitas, salah satunya santun. “Tidak sulit untuk mencapai politik santun, karena tren saat ini makin santun orang berpolitik maka rakyat akan makin simpati. Ini yang harus diperkuat sehingga mereka berlomba-lomba melakukan kesantunan politik dan system politik dengan preman serta lainnya akan mulai ditinggalkan,”ujarnya. (*st).

0 komentar:

Posting Komentar