Sabtu, 17 Maret 2012

Bangun Rumah Aspirasi, Pasek Advokasi Tanah Adat



"Saya baru di DPR periode ini (2009-2014). Rumah aspirasi itu sejak Oktober 2010. Itu yang meresmikan Pak Anas Urbaningrum langsung," ujar Pasek saat ditemui di ruangannya di gedung DPR, Jakarta, Senin (12/3/2012).

Banyak aktivitas yang dilakukannya dengan konstituen. Menurutnya, adanya rumah aspirasi ini sangat membantu komunikasi yang dilakukan antara dirinya dengan konstituen.

"Banyak konstituen yang datang. Apakah meminta bantuan atau sekedar diskusi. Mahasiswa juga sering ke sana untuk diskusi masalah politik," terangnya.

Tidak jarang, lanjut Ketua DPP Demokrat bidang Olahraga ini, konstituen meminta bantuan. Termasuk untuk masalah hukum. Hanya saja, Pasek mengaku kalau dirinya tidak memberi bantuan berupa pengacara tetapi melakukan mediasi dan penyelesaian dengan jalur damai.

"Kita advokasi, banyak masalah seperti soal tanah adat. Kita fokusnya jalur damai," kata Pasek.

Rumah aspirasi yang ada, merupakan bangunan dengan dua lantai. Dijaga oleh dua orang staf yang dipekerjakan. Banyak aktivitas yang sering dilakukan oleh konstituen di tempat tersebut. "Pernah didatangi ratusan orang yang berdemo sampai tidak cukup buat di dalam. Waktu itu lagi maraknya Panja Mafia Pemilu," ceritanya.

Anggota Komisi II DPR ini mengatakan letak rumah aspirasi miliknya, sangat strategis bagi konstituen, terletak di tengah-tengah pusat kota, di antara kantor DPRD dan kantor gubernur. "Kadang mereka datang ke rumah aspirasi. Bahkan kadang ke rumah pribadi. Biasanya begitu, tidak harus ada acara formal," katanya.

Untuk menampung aspirasi konstituen yang begitu besar dan luas seperti di Bali, Pasek mengaku juga kewalahan. Untuk itu, jika ada aspirasi, masyarakat langsung datang ke rumah aspirasi itu. "Kalau saya lagi di Jakarta, nanti sekretariat di rumah aspirasi itu yang ngirim ke sini (DPR). Nanti akan disesuaikan," katanya.

Menurutnya, rumah aspirasi sangat penting bagi anggota DPR. Sebab, dengan begitu akan ketahuan kinerja seorang anggota DPR. "Nanti akan ketahuan mana anggota yang bekerja dan yang tidak," katanya.

Walau harus diakuinya, dengan adanya rumah aspirasi itu, biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar. "Itu konsekuensi politik yang harus dikeluarkan," katanya.

Selain rumah aspirasi, Pasek mengaku juga sudah punya ambulance dan mobil pickup gratis untuk konstituen. Ambulance merupakan janji kampanye dia untuk maju menjadi anggota DPR. Sebab, banyak keluhan konstituen yang tidak bisa menggunakan ambulance apakah karena mahal maupun dalam posisi mendadak.

"Kalau pickup biasanya mereka gunakan kalau ada acara adat. Gratis, cuma mereka yang menyiapkan bensinnya," imbuhnya. [bar]

0 komentar:

Posting Komentar