“Presiden tidak perlu takut
dengan isu itu. Kalau isu itu benar, semua instrumen negara seperti BIN (Badan
Intelijen Negara), TNI, dan Polri pasti akan melindungi kepala negaranya. Semua
instrumen itu ada di tangan Presiden sehingga tidak mungkin niat atau ancaman
itu bisa terwujud,”kata Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Pramono Anung di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Namun begitu, di satu sisi pernyataan tersebut memang bisa menjadi warning bagi institusi yang bertanggung jawab untuk memberi jaminan keselamatan terhadap presiden dan keluarga. Pramono justru menilai bahwa kekhawatiran Presiden SBY itu lebih disebabkan parpol- parpol anggota koalisi yang sering tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah. “Itu adalah persoalan internal koalisi yang tentunya kita tidak mau ikut campur.Presiden merasa tidak mendapat dukungan kuat, karena sekitar sembilan bulan terakhir hampir setiap hari ada isu seperti ini terusmenerus,” ujarnya.
Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y
Thohari mengatakan, sebenarnya tidak ada gerakan masif dari pihak-pihak yang
ingin menjatuhkan Presiden SBY. Jika pun ada, dia malah mempertanyakan
bagaimana caranya menjatuhkan presiden sekarang ini. “Satu-satunya cara yang
sah untuk menjatuhkan presiden adalah secara konstitusional. Tapi menurut
konstitusi, menjatuhkan presiden itu sulit sekali, berliku-liku, dan memerlukan
dorongan politik yang besar sekali. Jadi menurut saya, tidak ada gerakan untuk
menjatuhkan Presiden SBY,” katanya.
Menurut dia,yang ada adalah
gerakan orang-orang yang kritis karena kecewa dan tidak puas atas kepemimpinan
SBY dalam menjalankan pemerintahan negara. Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek
Suardika mengatakan, apa yang disampaikan SBY tentu berdasarkan informasi yang
solid.
Pernyataan itu, kata dia,
adalah saran agar mereka yang hendak merebut kekuasaan harus mengikuti
kompetisi yang sehat.“Jangan dengan cara menjatuhkan pemerintahan. Jadi,
pernyataan Pak SBY itu untuk meneguhkan nilai-nilai demokrasi. Siklusnya lima
tahunan, jadi silakan ikut berkompetisi secara sehat,”terangnya.
Di tempat terpisah, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengingatkan segenap jajaran TNI untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan. Agus mengakui,keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi per 1 April 2012 akan menimbulkan gejolak sebagai reaksi terhadap kebijakan tersebut.(st)
Di tempat terpisah, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengingatkan segenap jajaran TNI untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan. Agus mengakui,keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi per 1 April 2012 akan menimbulkan gejolak sebagai reaksi terhadap kebijakan tersebut.(st)
0 komentar:
Posting Komentar